-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

BAB III Pembukaan PJOK kelas 7 8 9 SMP - Kurikulum Merdeka

| سبتمبر 09, 2023 WIB Last Updated 2023-09-10T12:41:42Z

******************************************************************************************

SEMUA PENYAKIT MINGGAT! SUSU KAMBING ASLI  KLIK DISINI

******************************************************************************************


Artikel ini adalah lanjutan dari artikel sebelumnya, bagi yang belum membaca silah kan kunjungi  BAB I Pembukaan PJOK kelas 7 8 9 SMP )


Kurikulum Merdeka : Pembukaan PJOK kelas 7 8 9 SMP 

wallpaper logo kurikulum merdeka


Jasa Desain Logo Profesional Termurah di Indonesia
Desain Grafis | Edit Video | Penulis Artikel | Programer Web | Digital Kreator


desain99.com | Artikel ini akan mengulas bagaimana kurikulum PJOK kelas 7, 8, dan 9 SMP yang dikenal sebagai "Kurikulum Merdeka" mengangkat semangat merdeka siswa untuk menjadi individu yang sehat, aktif, dan berpikiran terbuka. Berikut ini adalah Kurikulum Merdeka : Pembukaan PJOK kelas 7 8 9 SMP (BAB III)


BACA JUGA : 

Download Kurikulum Merdeka Modul Ajar RPP PJOK kelas 7 8 9 SMP >> disini <<

 

Jasa Desain Logo Profesional Paling Murah

=====================================

Anda sedang mencari desainer profesional? 

silahkan hubungi kami : HALAMAN KONTAK

=====================================


BAB III

PROFIL PELAJAR PANCASILAN, CAPAIAN PEMBELAJARAN, DAN ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN


A.       Profil Pelajar Pancasila

BAB III Pembukaan PJOK kelas 7 8 9 SMP - Kurikulum Merdeka


Istilah “Pelajar” atau learner digunakan dalam penamaan profil ini merupakan representasi seluruh individu yang belajar. Istilah ini lebih inklusif daripada “Peserta didik” ataupun “Peserta Didik” yang hanya mewakili individu yang tengah menempuh program pendidikan yang terorganisir. Menjadi pelajar sepanjang hayat (lifelong learner) adalah salah satu atribut yang dinyatakan dalam Profil Pelajar Pancasila, sehingga harapannya meskipun sudah tidak menjadi peserta didik lagi, sudah menamatkan pendidikannya, seseorang dapat senantiasa menjadi pelajar.

Profil ini juga tidak menggunakan istilah “Profil Lulusan” (graduate profile). Selain karena seorang pelajar sepanjang hayat tidak mengenal akhir atau ujung dari proses belajar, profil lulusan memberi kesan bahwa karakter serta kemampuan yang dituju baru akan dicapai saat seseorang lulus.

Dengan demikian, Profil Pelajar Pancasila adalah karakter dan kemampuan yang sehari-hari dibangun dan dihidupkan dalam diri setiap individu pelajar. Karakter dan kemampuan ini adalah perwujudan dari nilai-nilai Pancasila. Dengan adanya Profil Pelajar Pancasila, sistem pendidikan nasional menempatkan Pancasila tidak saja sebagai dasar, tetapi juga ditempatkan sebagai tujuan yang utama. Dalam kerangka kurikulum, misalnya, Profil ini berada di paling atas, menjadi luaran (learning outcomes) yang dicapai melalui berbagai program dan kegiatan pembelajaran.

Profil Pelajar Pancasila, yaitu tujuan besar (atau bahkan misi) yang ingin diwujudkan melalui sistem pendidikan. Profil lulusan, dalam konteks ini adalah Profil Pelajar Pancasila, merupakan jawaban dari pertanyaan penting: “karakter serta kemampuan esensial apa yang perlu dipelajari dan dikembangkan terus-menerus oleh setiap individu warga negara Indonesia, sejak pendidikan anak usia dini hingga mereka menamatkan sekolah menengah atas?” Kemampuan esensial yang dimaksud adalah kemampuan yang tidak lagi melekat pada mata pelajaran, yang bertahan lama (dibandingkan pengetahuan yang diingat) bahkan hingga individu sudah bertahun-tahun menyelesaikan sekolah (Posner, 2004).

Jawaban untuk pertanyaan tersebut adalah rangkaian kemampuan yang lintas batas ruang lingkup disiplin ilmu (transversal skills). Sebagian pihak menyebutnya sebagai kompetensi atau keterampilan umum (general skills atau general capabilities) atau keterampilan yang dapat dialihkan ke dalam konteks yang berbeda-beda (transferable skills).

Profil Pelajar Pancasila memiliki enam dimensi utama yaitu: 1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, 2) Mandiri, 3) Bernalar Kritis, 4) Kreatif, 5) Bergotong-royong, dan 6) Berkebinekaan global. Keenam dimensi tersebut kemudian dirangkum dalam satu rangkaian profil yang tidak terpisahkan, sebagai berikut: “Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.” Profil lulusan yang dibangun dan dinamai “Profil Pelajar Pancasila” dengan tujuan untuk menguatkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam diri setiap individu pelajar Indonesia.

Upaya untuk penerapan Profil Pelajar Pancasila di satuan pendidikan dibangun dalam keseharian dan dihidupkan dalam diri setiap individu pelajar melalui budaya sekolah, pembelajaran intra kurikuler, ko kurikuler, maupun ektra kurikuler.  Keterkaitan antar keempat komponen tersebut dijelaskan dalam gambar 3.1 berikut ini. 


Keterkaitan antar empat komponen budaya sekolah, pembelajaran intra kurikuler, ko-kurikuler maupun ektra kurikuler

 

Seperti halnya mata pelajaran lain, mata pelajaran PJOK berkontribusi dalam penerapan dan pencapaian profil pelajar Pancasila. Secara umum jika kita mempertimbangkan pembelajaran langsung (direct) dan tidak langsung (indirect), semua dimensi dalam profil pelajar Pancasila dapat didukung pencapaiannya oleh mata pelajaran PJOK melalui dua jenis pembelajaran tersebut.

Akan tetapi dalam konteks upaya untuk pencapaian dan penerapan profil pelajar Pancasila melalui pembelajaran intra kurikuler (sebagaimana dijelaskan dalam gambar 3.1), pembelajaran diarahkan pada kesadaran bahwa tujuan yang ingin dicapai adalah profil pelajar Pancasila. Oleh sebab itu, indikator alur perkembangan dalam profil pelajar Pancasila perlu menjadi poin pembelajaran serta menjadi indikator penilaian, sehingga upaya pencapaian dan penerapan profil pelajar Pancasila bisa terencana, dilaksanakan dengan baik dan terukur.

Dari penjelasan di atas dapat dipahami, bahwa ketika kita merencanakan pembelajaran dan ingin pembelajaran dapat mendukung semua dimensi profil pelajar Pancasila, yang perlu dipertimbangkan adalah kemampuan untuk melaksanakan pembelajaran dan penilaian yang mengacu pada semua indikator alur perkembangan pada enam dimensi profil pelajar Pancasila tersebut. Dalam beberapa kondisi dan untuk beberapa guru, hal ini sulit untuk dilakukan karena berbagai keterbatasan.

Oleh sebab itu, tidak ada keharusan dalam pembelajaran intra kurikuler untuk mendukung pencapaian semua dimensi dalam profil pelajar Pancasila, yang perlu guru lakukan adalah menganalisa capaian pembelajaran untuk mengidentifikasi dimensi beserta elemen dan sub elemen yang mana dalam profil pelajar Pancasila yang paling relevan dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan, indikator alur perkembangan pada dimensi, elemen dan sub elemen ini yang kemudian dijadikan salah satu poin pembelajaran dan indikator penilaian. Dengan demikian beban pembelajaran dapat diatur sesuai dengan kapasitas guru, peserta didik dan satuan pendidikan. (Contoh pengintegrasian indikator alur perkembangan profil pelajar pancasila dapat dilihat pada tabel 3.1).

Berdasarkan hasil analisis dokumen capaian pembelajaran, penulis berasumsi bahwa dari penjelasan rasional, karakteristik, elemen, dan sub elemen pada mata pelajaran PJOK, pembelajaran PJOK cenderung lebih kuat mendukung pencapaian atau penerapan profil pelajar Pancasila pada dimensi mandiri dan gotong royong. Meskipun demikian bukan berarti dimensi lain tidak dapat diterapkan dalam pembelajaran PJOK. Guru PJOK dapat mendukung pencapaian dimensi profil pelajar Pancasila lainnya selain mendiri dan gotong royong melalui pembelajaran tidak langsung (indirect).

Hal ini dapat dilihat dari keselarasan elemen dan sub elemen profil pelajar Pancasila pada dimensi mandiri dan gotong royong dengan tujuan mata pelajaran PJOK yang tertuang di dalam dokumen Capaian Pembelajaran PJOK sebagai berikut:

1.  Mengembangkan kesadaran tentang arti penting aktivitas jasmani untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta gaya hidup aktif sepanjang hayat.

Selaras dengan indikator pada alur perkembangan dimensi mandiri elemen pemahaman diri dan situasi yang dihadapi sub elemen mengembangkan refleksi diri (lihat dokumen profil pelajar Pancasila).

2.   Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani, mengelola kesehatan dan kesejahteraan dengan benar, serta mengembangkan pola hidup sehat.

Selaras dengan indikator pada alur perkembangan dimensi mandiri elemen pemahaman diri dan situasi yang dihadapi sub elemen mengenali kualitas diri serta tantangan yang dihadapi.

3.  Mengembangkan pola gerak dasar dan keterampilan gerak (motorik) yang dilandasi dengan penerapan konsep, prinsip, strategi dan taktik secara umum.

4.  Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai kepercayaan diri, sportif, jujur, disiplin, tanggung jawab, kerja sama, pengendalian diri, kepemimpinan, dan demokratis dalam melakukan aktivitas jasmani.

Selaras dengan indikator pada alur perkembangan dimensi mandiri dan gotong royong pada elemen dan sub elemen sebagai berikut:

a.  Dimensi mandiri elemen regulasi diri sub elemen penetapan tujuan dan rencana strategis pengembangan didi dan percaya diri, resilien, dan adaptif.

b.  Dimensi gotong royong elemen kolaborasi sub elemen kerjasama komunikasi untuk mencapai tujuan bersama, saling ketergantungan positif, koordinasi sosial.

5.  Menciptakan suasana yang rekreatif, berisi tantangan, dan ekspresi diri dalam interaksi sosial.

Selaras dengan indikator alur perkembangan dimensi mandiri dan gotong royong pada elemen dan sub elemen sebagai berikut:

a.  Dimensi mandiri elemen regulasi diri sub elemen regulasi emosi.

b.  Dimensi gotong royong elemen kepedulian sub elemen tanggap terhadap lingkungan sosial dan persepsi sosial.

6.  Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk memiliki pola hidup aktif serta memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran pribadi sepanjang hayat.

Selaras dengan indikator pada dimensi mandiri elemen regulasi diri sub elemen mengembangkan pengendalian dan disiplin diri.

BAB III Pembukaan PJOK kelas 7 8 9 SMP - Kurikulum Merdeka

Setelah menentukan bahwa dimensi mandiri dan dimensi gotong royong sebagai dimensi yang paling relevan untuk didukung pencapaiannya, selanjutnya di dalam pembelajaran agar pencapaian dimensi mandiri dan dimensi gotong royong bisa dilaksanakan dengan efektif, guru dapat memilih beberapa indikator alur perkembangan pada dimensi mandiri dan gotong royong sebagai poin pembelajaran dan indikator penilaian.

 

BAB III Pembukaan PJOK kelas 7 8 9 SMP - Kurikulum Merdeka

 Indikator alur perkembangan dimensi mandiri dan gotong royong pada fase D, terlihat seperti pada tabel 3.1 berikut ini.

 

Tabel 3.1

Indikator Alur Perkembangan Dimensi Mandiri dan Gotong Royong

pada Fase D

 

Dimensi Mandiri

Elemen Pemahaman Diri dan Situasi Yang Dihadapi

Sub elemen

 

Indikator Alur Perkembangan Fase D

Di Akhir Fase D (Jenjang SMP, usia 13-15 tahun), pelajar

Mengenali kualitas dan minat diri serta tantangan yang dihadapi

Membuat penilaian yang realistis terhadap kemampuan dan minat, serta prioritas pengembangan diri berdasarkan pengalaman belajar dan aktivitas lain yang dilakukannya.

Mengembangkan refleksi diri

Memonitor kemajuan belajar yang dicapai serta memprediksi tantangan pribadi dan akademik yang akan muncul berlandaskan pada pengalamannya untuk mempertimbangkan strategi belajar yang sesuai.

Elemen Regulasi Diri

Regulasi emosi

Memahami dan memprediksi konsekuensi dari emosi dan pengekspresiannya dan menyusun langkah-langkah untuk mengelola emosinya dalam pelaksanaan belajar dan berinteraksi dengan orang lain.

Penetapan tujuan dan rencana strategis pengembangan diri

Merancang strategi yang sesuai untuk menunjang pencapaian tujuan belajar dan pengembangan diri dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan dirinya, serta situasi yang dihadapi.

Menunjukkan inisiatif dan bekerja secara mandiri

Mengkritisi efektivitas dirinya dalam bekerja secara mandiri dengan mengidentifikasi hal-hal yang menunjang maupun menghambat dalam mencapai tujuan.

Mengembangkan disiplin diri

Berkomitmen dan menjaga konsistensi pencapaian tujuan yang telah direncanakannya untuk mencapai tujuan belajar dan pengembangan diri yang diharapkannya.

 

Percaya diri, resilien, dan adaptif

Membuat rencana baru dengan mengadaptasi, dan memodifikasi strategi yang sudah dibuat ketika upaya sebelumnya tidak berhasil, serta menjalankan kembali tugasnya dengan keyakinan baru.

Dimensi Gotong Royong

Elemen Kolaborasi

Kerja sama

Menyelaraskan tindakan sendiri dengan tindakan orang lain untuk melaksanakan kegiatan dan mencapai tujuan kelompok di lingkungan sekitar, serta memberi semangat kepada orang lain untuk bekerja efektif dan mencapai tujuan bersama.

Komunikasi untuk mencapai tujuan bersama

Memahami informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan keprihatinan yang diungkap-kan oleh orang lain menggunakan berbagai simbol dan media secara efektif, serta memanfaatkannya untuk meningkatkan kualitas hubungan interpersonal guna mencapai tujuan bersama.

Saling ketergantung-an positif

Mendemonstrasikan kegiatan kelompok yang menunjukkan bahwa anggota kelompok dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing perlu dan dapat saling membantu memenuhi kebutuhan.

Koordinasi sosial

Membagi peran dan menyelaraskan tindakan dalam kelompok serta menjaga tindakan agar selaras untuk mencapai tujuan bersama.

Elemen Kepedulian

Tanggap terhadap lingkungan sosial

Tanggap terhadap lingkungan sosial sesuai dengan tuntutan peran sosialnya dan berkontribusi sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Persepsi sosial

·       Menggunakan pengetahuan tentang sebab dan alasan orang lain menampilkan reaksi tertentu untuk menentukan tindakan yang tepat agar orang lain menampilkan respon yang diharapkan.

·       Mengupayakan memberi hal yang dianggap penting dan berharga kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan di sekitar tempat tinggal.

 

Pada buku panduan guru PJOK ini indikator alur perkembangan yang akan dijadikan poin pembelajaran dan indikator penilaian, seperti terlihat pada tabel 3.2 berikut ini.

 

B.       Capaian Pembelajaran ( CP )

1.        Capaian Pembelajaran Umum Mata Pelajaran PJOK

Capaian pembelajaran PJOK adalah menyiapkan individu yang terliterasi secara jasmani, yang memiliki motivasi, kepercayaan diri, pengetahuan, pemahaman, dan kompetensi jasmani agar dapat menghargai serta mengambil tanggung jawab untuk terlibat dalam aktivitas jasmani secara reguler.

Individu yang terliterasi secara jasmani tersebut meliputi: 1) memiliki kemampuan keterampilan berupa pola-pola gerak dasar (fundamental movement patterns) dan berbagai keterampilan gerak (motor skills) yang baik; 2) menerapkan pengetahuan (konsep, prinsip, prosedur, taktik, dan strategi) terkait gerak, kinerja, dan budaya hidup aktif; 3) menunjukkan pengetahuan dan keterampilan aktivitas jasmani dan kebugaran untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; 4) menunjukkan perilaku tanggung jawab secara personal dan sosial yang menghargai diri-sendiri dan orang lain; serta  5) mengakui nilai-nilai aktivitas jasmani untuk kesehatan, kesenangan, tantangan, ekspresi diri, dan interaksi sosial.

Pada akhir Capaian Pembelajaran jenjang SMP/M.Ts (Fase D), peserta didik dapat menunjukkan kemampuan berbagai variasi dan kombinasi gerak spesifik aktivitas jasmani dan olahraga sebagai hasil analisis pengetahuan yang benar, melakukan latihan aktivitas jasmani dan kebugaran untuk kesehatan sesuai dengan prinsip latihan, menunjukkan perilaku tanggung jawab personal dan sosial serta memonitornya secara mandiri, selain itu juga dapat menganalisis nilai-nilai aktivitas jasmani.

 

2.        Capaian Pembelajaran Per Fase

Capaian pembelajaran (learning outcomes) adalah suatu ungkapan tujuan pendidikan, yang merupakan suatu pernyataan tentang apa yang diharapkan diketahui, dipahami, dan dapat dikerjakan oleh peserta didik setelah menyelesaikan suatu periode belajar. Capaian pembelajaran memuat rasional, tujuan, karakteristik mata pelajaran, dan urutan pencapaian setiap fase pada setiap pembelajaran.

 

Fase D (Umumnya Kelas VIIVIII, dan IX)

Pada akhir fase D, peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dalam memvariasi dan mengombinasikan berbagai aktivitas keterampilan gerak spesifik dan fungsional sebagai hasil analisis pengetahuan yang benar, melakukan latihan aktivitas jasmani untuk menjaga kebugaran dan kesehatan sesuai dengan prinsip latihan, menunjukkan perilaku tanggung jawab personal dan sosial, serta memonitornya secara mandiri, selain itu juga dapat menganalisis nilai-nilai pada aktivitas jasmani.

 

Tabel 3.2

Fase D (Umumnya Kelas VIIVIII, dan IX) Mata Pelajaran PJOK

 

Elemen Keterampilan Gerak

Pada akhir fase ini peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dalam mempraktikkan hasil analisis keterampilan gerak spesifik berupa permainan dan olahraga, aktivitas senam, aktivitas gerak berirama, dan aktivitas permainan dan olahraga air (kondisional).

Elemen Pengetahuan Gerak

Pada akhir fase ini peserta didik dapat menganalisis fakta, konsep, dan prosedur dalam melakukan berbagai keterampilan gerak spesifik berupa permainan dan olahraga, aktivitas senam, aktivitas gerak berirama, dan aktivitas permainan dan olahraga air (kondisional).

Elemen Pemanfaatan Gerak

Pada akhir fase ini peserta didik dapat menganalisis fakta, konsep, dan prosedur serta mempraktikkan latihan pengembangan kebugaran jasmani terkait kesehatan (physicsl fittness related health) dan kebugaran jasmani terkait keterampilan (physicsl fittness related skills), berdasarkan prinsip latihan (Frequency, Intensity, Time, Type/FITT) untuk mendapatkan kebugaran dengan status baik. Peserta didik juga dapat menunjukkan kemampuan dalam mengembangkan pola perilaku hidup sehat berupa melakukan pencegahan bahaya pergaulan bebas dan memahami peran aktivitas jasmani terhadap pencegahan penyakit tidak menular disebabkan kurangnya aktivitas jasmani.

Elemen Pengembangan Karakter dan Internalisasi Nilai-Nilai Gerak

Pada akhir fase ini peserta didik proaktif melakukan dan mengajak untuk memelihara dan memonitor  peningkatan derajat kebugaran jasmani dan kemampuan aktivitas jasmani lainnya, serta menunjukkan keterampilan bekerja sama dengan merujuk peraturan dan pedoman untuk menyelesaikan perbedaan dan konflik antar individu. Peserta didik juga dapat mempertahankan adanya interaksi sosial yang baik dalam aktivitas jasmani.

 

Tabel 3.3

Indikator Alur Perkembangan yang Dijadikan Poin Pembelajaran

dan Indikator Penilaian

 

No

Elemen

Capaian Pembelajaran

Dimensi/Elemen/Sub Elemen

1.

Keterampilan Gerak

Pada akhir fase ini peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dalam mem-praktikkan variasi dan kombinasi aktivitas keterampilan gerak spesifik dan fungsional permainan dan olahraga, aktivitas senam, aktivitas gerak berirama, dan aktivitas permainan dan olahraga air (pilihan).

Indikator keterampilan gerak mampu dan dapat mempraktikkan variasi dan kombinasi aktivitas keterampilan gerak spesifik dan fungsional permainan dan olahraga, aktivitas senam, aktivitas gerak berirama, dan aktivitas permainan dan olahraga air (pilihan).

2.

Pengetahuan Gerak

Pada akhir fase ini peserta didik dapat menganalisis konsep, prinsip, dan prosedur dalam melakukan variasi dan kombinasi keterampilan gerak spesifik dan fugsional permainan dan olahraga, aktivitas senam, aktivitas gerak berirama, dan aktivitas permainan dan olahraga air (pilihan).

Indikator pengetahuan gerak menganalisis konsep, prinsip, dan prosedur dalam melakukan variasi dan kombinasi keterampilan gerak spesifik dan fugsional permainan dan olahraga, aktivitas senam, aktivitas gerak berirama, dan aktivitas permainan dan olahraga air (pilihan).

3.

Pemanfaatan Gerak

Pada akhir fase inimenganalisis konsep, prinsip, dan prosedur dan mempraktikkan latihan pengembangan kebugaran jasmani terkait kesehatan (physical fittness related health) dan kebugaran jasmani terkait keterampilan (physical fittness related skills), serta pengukuran secara sederhana, untuk mendapatkan kebugaran dengan status baik. Peserta didik juga dapat menunjukkan kemampuan dalam melakukan pencegahan terhadap “bahaya pergaulan bebas”, dan memahami peran aktivitas jasmani terhadap pencegahan penyakit.

Indikator dimensi mandiri, elemen pemahaman diri dan situasi yang dihadapi, sub elemen mengenali kualitas dan minat diri serta tantangan yang dihadapi pada fase D.

Membuat penilaian yang realistis terhadap kemampuan dan minat, serta prioritas pengem-bangan diri berdasar-kan pengalaman belajar dan aktivitas lain yang dilakukannya.

4.

Pengembang-an Karakter dan Inter-nalisasi Nilai-Nilai Gerak

Pada akhir fase ini peserta didik dapat menggunakan kemampuan untuk memonitor diri sendiri dalam peningkatan derajat kebugaran jasmani dan kemampuan aktivitas jasmani lainnya, serta menunjukkan kemampuan untuk memperlihatkan keterampilan bekerja sama dengan merujuk peraturan dan pedoman untuk menyelesaikan perbedaan dan konflik antar individu.

·      Indikator dimensi mandiri, elemen regulasi diri, sub elemen regulasi emosi pada fase D.

·      Memahami dan mem-prediksi konsekuensi dari emosi dan pengekspresiannya dan menyusun langkah langkah untuk mengelola emosinya dalam pelaksanaan belajar dan berinteraksi dengan orang lain.

 

·      Dimensi Gotong Royong elemen kolaborasi sub elemen koordinasi sosial.

·      Membagi peran dan menyelaraskan tindakan dalam kelompok serta menjaga tindakan agar selaras untuk mencapai tujuan bersama.

 

Tabel 3.4

Elemen-Elemen Mata Pelajaran PJOK serta Deskripsinya

 

No

Elemen

Deskripsi

1.

Keterampilan Gerak

Elemen ini berupa kekhasan dari pembelajaran PJOK yang merupakan proses pendidikan tentang dan melalui aktivitas jasmani, terdiri dari sub elemen: 1) Aktivitas Pola Gerak Dasar, 2) Aktivitas Senam, 3) Aktivitas Gerak Berirama, 4) Aktivitas Pilihan Permainan dan Olahraga sederhana dan/atau tradisional, serta 5) Aktivitas Permainan dan aktivitas olahraga air (kondisional).

2.

Pengetahuan Gerak

Elemen ini berupa penerapan pengetahuan (konsep, prinsip, prosedur, taktik, dan strategi) sebagai landasan dalam melakukan keterampilan gerak, kinerja, dan budaya hidup aktif pada setiap sub elemen: 1) Aktivitas Pola Gerak Dasar, 2) Aktivitas Senam, 3) Aktivitas Gerak Berirama, 4) Aktivitas Pilihan Permainan dan Olahraga sederhana dan/atau tradisional, serta 5) Aktivitas Permainan dan aktivitas olahraga air (kondisional).

3.

Pemanfaatan Gerak

Elemen ini berupa pemanfaatan gerak di dalam kehidupan sehari-hari yang terdiri dari sub elemen: 1) Aktivitas Kebugaran Jasmani untuk Kesehatan, dan 2) Pola Hidup Sehat.

4.

Pengembangan Karakter dan Internalisasi Nilai-Nilai Gerak

Elemen ini berupa pengembangan karakter secara gradual yang dirancang melalui berbagai aktivitas jasmani, terdiri dari: 1) Pengembangan Tanggung Jawab Personal (jujur, disiplin, patuh dan taat pada aturan, menghormati diri sendiri, dll.) dan 2) Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (kerja sama, toleran, peduli, empati, menghormati orang lain, gotong-royong, dan lain-lain).

 

3.        Alur Pembelajaran Per Tahun (Capaian dan Konten)

Pada pembelajaran paradigma baru, komponen yang ditetapkan oleh pemerintah adalah kerangka dasar kurikulum yang terdiri dari profil pelajar Pancasila, struktur kurikulum, capaian pembelajaran dan prinsip pembelajaran dan asessmen. Untuk melaksanakan pembelajaran, guru terlebih dahulu perlu menetapkan alur tujuan pembelajaran yang akan diacu, alur tujuan pembelajaran adalah rangkaian tujuan pembelajaran yang disusun secara logis menurut urutan pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu fase.

Alur pembelajaran disusun secara linear sebagaimana urutan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari hari ke hari. Dalam menetapkan alur tujuan pembelajaran guru dapat memilih alur tujuan pembelajaran pada buku ini dan atau memilih alur tujuan pembelajaran yang tersedia pada platform digital atau guru dapat menjabarkan alur tujuan pembelajarannya sendiri menyesuaikan dengan karakteristik satuan pendidikan.

Penjabaran alur tujuan pembelajaran dalam buku ini didasarkan pada konsep individu yang terliterasi secara jasmani tersebut meliputi: 1) memiliki kemampuan keterampilan berupa pola-pola gerak dasar (fundamental movement patterns) dan berbagai keterampilan gerak (motor skills) yang baik; 2) menerapkan pengetahuan (konsep, prinsip, prosedur, taktik, dan strategi) terkait gerak, kinerja, dan budaya hidup aktif; 3) menunjukkan pengetahuan dan keterampilan aktivitas jasmani dan kebugaran untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; 4) menunjukkan perilaku tanggung jawab secara personal dan sosial yang menghargai diri-sendiri dan orang lain; serta  5) mengakui nilai-nilai aktivitas jasmani untuk kesehatan, kesenangan, tantangan, ekspresi diri, dan interaksi sosial.

Di dalam dokumen capaian pembelajaran dijelaskan Capaian pembelajaran PJOK ada fase D yaitu, pada akhir fase D ( Umumnya kelas VII, VIII dan IX), peserta didik dapat menunjukkan kemampuan berbagai variasi dan kombinasi aktivitas jasmani dan olahraga sebagai hasil analisis pengetahuan yang benar, melakukan latihan aktivitas jasmani dan kebugaran untuk kesehatan sesuai dengan prinsip latihan, menunjukkan perilaku tanggung jawab personal dan sosial serta memonitornya secara mandiri, selain itu juga dapat menganalisis nilai-nilai aktivitas jasmani.

Maka Alur Pembelajaran Per Tahun jenjang SMP/M.Ts kelas VII, VIII dan IX dalam satu tahun yang dijabarkan oleh penulis pada Bab IV.

 

4.  Keterkaitan antara Tujuan Pembelajaran dengan Capaian Pembelajaran sesuai Fase

Alur pembelajaran adalah rangkaian pembelajaran yang disusun secara logis menurut urutan pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu fase. Alur pembelajaran disusun secara linear sebagaimana urutan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari hari ke hari, dan kemudian dirinci lebih operasional ke dalam bentuk-bentuk tujuan pembelajaran.

Penulisan tujuan pembelajaran yang utuh harus mengacu pada prinsip-prinsip perumusan. Beberapa prinsip perumusan tujuan pembelajaran dianjurkan oleh para pakar Pendidikan, namun di dalam buku ini tujuan pembelajaran dirumuskan mengacu pada prinsip tujuan pembelajaran harus mengandung unsur-unsur yang disebut sebagai ABCD.

a.  A : Audience artinya siapa yang menjadi sasaran dari pembelajaran kita. Audience bisa siapa saja peserta pembelajaran, misalnya peserta pelatihan, santri, peserta didik. Dalam hal ini, audience kita adalah peserta didik.

b.  B : Behaviour adalah perilaku apa yang kita harapkan dapat ditunjukkan oleh peserta didik setelah mengikuti pembelajaran. Perilaku ini dirumuskan dengan kata kerja yang kita tuliskan setelah frase pendahuluan (peserta didik dapat …). Perilaku menggambar-kan ranah dari pembelajaran. Oleh sebab itu posisinya penting dalam perumusan tujuan pembelajaran. Contoh: menendang bola (psikomotor), memahami peraturan pertandingan permainan bola basket (kognitif), menunjukkan dukungan (afektif).

c.  C : Condition merupakan kondisi dimana perilaku (behaviour) tersebut ditunjukkan oleh peserta didik dan sengaja diciptakan oleh guru sebagai sebuah proses pembelajaran. Misalnya, secara berpasangan dengan temannya, dalam permainan 3 on 3, menghindari rintangan kayu, atau kerja kelompok.

d.  D : Degree adalah kriteria atau tingkat penampilan seperti apa yang kita harapkan dari peserta didik. Contohnya: 90% akurat, sebanyak 3 kali, 8 kali berhasil dari 10 kesempatan melakukan.

 

Keterkaitan antara tujuan pembelajaran dengan capaian pembelajaran sesuai fase capaian pembelajaran, dapat digambarkan bahwa capaian pembelajaran merupakan gambaran dari hasil yang dituju setelah peserta didik melakukan pembelajaran dan kemudian disebut sebagai perilaku/ behaviour.

Tujuan pembelajaran merupakan rincian lebih lanjut dimana perilaku atau hasil belajar dapat dicapai melalui proses pembelajaran yang kondisinya diciptakan oleh guru serta gambaran derajat keberhasilannya terdeskripsikan secara jelas. Tujuan pembelajaran memuat uraian yang lebih spesifik, dapat diukur dengan mudah, memungkinkan untuk dicapai oleh peserta didik, relevan dengan capaian pembelajaran yang dituju dengan ditandai oleh indikator keberhasilan.

 

5.        Pengelolaan Pembelajaran Mata Pelajaran PJOK di SMP/M.Ts

Penerapan standar dan isi Capaian Pembelajaran jenjang SMP/M.Ts, dengan elemen dan sub elemen Capaian Pembelajaran dapat dipadukan dengan muatan lokal sesuai karakteristik daerah masing-masing dimana sekolah tersebut berada.

Guru PJOK dapat memilah, memilih, dan menetapkan materi ajar dan strategi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Ketersediaan alokasi waktu untuk mata pelajaran PJOK di SMP/M.Ts tiga jam pelajaran setiap minggu dapat digunakan secara fleksibel oleh guru dengan mempertimbangkan kecukupan dan ketercakupan, serta keluasan dan kedalaman kompetensi yang ingin dicapai. Alokasi waktu pembelajaran di SMP/M.Ts merupakan jumlah minimal yang dapat disesuaikan dengan mempertimbangkan jam mata pelajaran lain melalui kesepakatan sekolah.

 

Materi-materi ajar PJOK di SMP/M.Ts dijabarkan dari elemen dan sub elemen capaian pembelajaran secara umum yang kemudian dirinci ke dalam fase dan kelasFase di SMP/M.Ts merupakan fase D (umumnya kelas VII sampai IX). Sebagaimana pada fase sebelumnya fase D ini juga terdiri dari elemen keterampilan gerak dan elemen pengetahuan gerak yang meliputi: permainan sederhana (lead up games) yang mengarah pada penguasaan keterampilan permainan (sederhana, invasi, net, dan lapangan) dan keterampilan olahraga (beladiri, atletik, dan tradisional).

Sekolah dapat memilih satu atau beberapa jenis permainan sesuai dengan kondisi sarana dan prasarana yang tersedia dan kemampuan guru dalam membelajarkan setiap elemen dan sub elemen, tidak terkecuali dengan sub elemen aktivitas air. Pada sub elemen tertentu, guru wajib membelajarkan peserta didik (aktivitas atletik, senam, gerak berirama, dan pengembangan pola hidup sehat), karena dianggap tidak memerlukan sarana dan prasarana khusus atau dengan mudah untuk dimodifikasi dan setiap sekolah diharapkan mampu memenuhinya.

Apabila satuan pendidikan menetapkan pelaksanaan pembelajaran PJOK dilaksanakan setiap minggu, maka pada SMP/M.Ts mata pelajaran PJOK diberikan alokasi waktu tiga jam pembelajaran (@ 40 menit) per minggu. Tiga jam pembelajaran per minggu tersebut dapat diatur sebagai berikut:

a.  Melakukan kegiatan belajar mengajar dalam satu kali pertemuan, setiap pertemuan alokasi waktunya adalah 120 menit.

b.  Melakukan kegiatan belajar mengajar dalam dua kali pertemuan dalam satu minggu, pertemuan pertama dua jam pelajaran dan pertemuan kedua satu jam pelajaran atau sebaliknya.

c.  Melakukan kegiatan belajar mengajar dua kali pertemuan dalam satu hari, pertemuan pertama dua jam pelajaran dan pertemuan kedua satu jam pelajaran atau sebaliknya. 

Jasa Penulisan Artikel 1000 Kata Paling Murah

=====================================

Anda sedang mencari desainer profesional? 

silahkan hubungi kami : HALAMAN KONTAK

=====================================


============================================================

******************************************************************************************

SEMUA PENYAKIT MINGGAT! SUSU KAMBING ASLI  KLIK DISINI

******************************************************************************************


×
Berita Terbaru Update